SITUS MOHAMMAD ARSIN

SELAMAT DATANG DI SITUS RESMI " WWW.MOHAMMAD ARSIN.BLOGSPOT.COM" SEMOGA BERMANFA'AT

Selasa, 09 Juli 2013

PENGERTIAN SOMBONG

Sombong atau istilah bahasa Arabnya Al-Bathar, dalam kamus Lisan Al Arab dikatakan, bahwa arti dari kata Bathar sama dengan Tabakhtur (takabur). Dan ada juga yang mengatakan arti sombong di kala mendapat nikmat atau sombong karena kaya. Orang yang sombong berarti tidak mensyukuri nikmat yang dianugerahkan kepadanya. 

Allah melarang kaum muslimin berlaku sombong, karena perbuatan ini akan mengakibatkan hal-hal yang telah tersebut dalam firman Allah berikut ini : 

 “Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya; maka itulah tempat kediaman mereka yang tiada didiami (lagi) sesudah mereka, kecuali sebagian kecil. Dan Kami adalah pewarisnya”. (QS. 28 : 58). 

Penjelasan ayat tadi mengatakan bahwa Allah menghukumorang-orang yang berlaku sombong suatu siksaan yang merusak mereka, tidak patut lagi dihuni, kecuali hanya beberapa saat yang digunakan oleh para mufasir sebagaitempat singgah. Setelah itu, tak ada seorangpun yang mau mendiami atau memilikinya, karena semuanya adalah menjadi milik Allah. 

 Cukuplah kiranya contoh ayat di atas dapat dijadikan teladan atau perumpamaan bagi orang-orang yang hendak berlaku sombong, agar mereka mau meninggalkan kebiasaannya dan kembali meniti jalan yang benar. 

Termasuk di antara gejala-gejala sombong ialah : mengingkari nikmat, terlalu mewah, terlalu berlebih-lebihan, takabur dan menimbulkan kerusakan di bumi. Semua perbuatan tersebut akibatnya akan merusak umat apabila tersiar di dalamnya, dan juga dapat merusak setiap individu atau kelompok masyarakat. 

Senin, 08 Juli 2013

DOA MENJELANG RAMADHAN

Apabila telah sampai pada kita suatu pengetahuan tentang terlihatnya bulan –dalam kesempatan ini awal Ramadhan-, baik langsung kita sendiri yang melihatnya atau pun berita dari pihak lain, maka dianjurkan untuk membaca doa berikut ini:
اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ
Allaahumma Ahillahu 'Alainaa Bilyumni Waliimaani Wassalaamati Walislaami, Rabbii Wa Rabbukallaah
Ya Allah, perjalankanlah bulan ini kepada kami dengan penuh kebajikan, iman, selamat dan Islam. Rabb-ku dan Robb-mu (bulan) adalah Allah.
Atau:
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَالإِسْلاَمِ ، رَبِّى وَرَبُّكَ اللَّهُ
Allaahu Akbar, Allaahumma Ahillahu 'Alainaa Bil-amni Wal-iimaani Was-salaamati Wal-islaami, Rabbii Wa Rabbukallaah
Allahu Akbar, Ya Allah perjalankanlah bulan itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, kesematan dan Islam. Rabbku dan Rabbmu (hai bulan) adalah Allah.
Sumber Hadits
Dari Thalhah bin Ubaidillah Radhiyallahu 'Anhu, bahwa NabiShallallahu 'Alaihi Wasallam apabila melihat hilal beliau berucap:
اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ
"Ya Allah, perjalankanlah bulan ini kepada kami dengan penuh kebajikan, iman, selamat dan Islam. Rabb-ku dan Robb-mu (bulan) adalah Allah." (HR. al-Tirmidzi, beliau berkata: ini adalah hadits hasan gharib. Syaikh Al-Albani berkata: Shahih)
Dalam sebagian riwayat lain, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam membaca:
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَالإِسْلاَمِ ، رَبِّى وَرَبُّكَ اللَّهُ
"Allahu Akbar, Ya Allah perjalankanlah bulan itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, kesematan dan Islam. Rabbku dan Rabbmu (hai bulan) adalah Allah." (HR. Al-Tirmidzi: 9/142 dari hadits Thalhah bin Ubaidillah Radhiyallahu 'Anhu dengan yang serupa. Lihat juga Musnad Imam Ahmad: 1/162 dari hadits Bilal bin Yahya bin Thalhah bin Ubaidillah, dari ayahnya, dari kakeknya. Lihat juga Musnad al-Daarimi: 2/7, dari hadits Ibnu UmarRadhiyallahu 'Anhu. Lihat pula Kitab al-Sunnah milik Abi 'Ashim: 1/165 dari hadits Bilal bin Yahya bin Thalhah bin Ubaidillah, dari ayahnya, dari kakeknya. Lihat pula Mu'jam al-Thabrani al-Kabir: 12/357 dari hadits Ibnu Umar. Lihat pula al-Mustadrak milik Al-Hakim: 4/285 dari hadits Bilal bin Yahya . . . Lihat juga Majma' al-Zawaid wa Mamba' al-Fawaid: 10/139. Lihat Tuhfah al-Dzakirin, hal. 176 dan 177. Lihat Faidh al-Qadiir: 5/136 dan 137, dan Shahih al-Waabil al-Shayyib, hal. 220)
Bukan Khusus Untuk Hilal Ramadhan
Doa ini belaku secara umum, saat melihat hilal. Yakni petunjuk masuknya bulan baru. Tidak khusus pada bulan hijriyah tertentu, seperti Ramadhan. Ini disyariatkan dibaca saat memasuki awal Ramadhan, Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan bulan selainnya.
Syaikh Shalih Al-Fauzan berkata, “Saya tidak pernah mengetahui adanya doa khusus yang dibaca saat memasuki bulan Ramadhan. Yang ada adalah doa umum berkaitan dengan seluruh bulan.” Kemudian beliau menyebutkan dua doa di atas.
Adapun penghususan Ramadhan dengan doa-doa tertentu yang dibaca saat memasukinya, maka menurut Syaikh Fauzan tidak ada satu doapun dalam hal itu. Tetapi kalau seorang muslim berdoa agar Allah membantunya untuk bisa menjalankan puasa pada bulan tersebut dan menerima puasanya itu, maka tidak apa-apa. Tetapi tidak boleh menghususkannya dengan doa tertentu.
Makna doa
Doa di atas berisi permohonan kepada Allah agar menerbitkan dan memperlihatkan hilal kepada kita dengan diiringi keamanan dan iman, serta dengan keselamatan dan Islam. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyebutkan “keamanan dan keselamatan,” sebagai bentuk permintaan untuk dihindarkan dari segala kerugian dan bahaya.
Dan beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyebutkan “Iman dan Islam”, sebagai bentuk permintaan untuk memperoleh segala manfaat dalam bentuk yang paling baik.
Dalam doa tersebut ditegaskan “Rabbku dan Rabbmu adalah Allah”. Di sini terkandung nilai tauhid, bahwa Rabb segenap makhluk, termasuk manusia, dan termasuk pula hilal yang sedang terbit itu adalah Allah. Dia-lah satu-satunya Rabb, yakni Pencipta, Pemilik, dan Pengatur alam semesta dan segala yang ada di dalamnya.
Penegasan ini meniadakan adanya sekutu bagi Allah dalam pengaturan alam semesta, termasuk dalam mengatur terbitnya hilal. Menerbitkan, menenggelamkan, dan mengatur peredaran hilal hanya Allah semata. Sebagaimana Allah adalah satu-satu-Nya Pencipta, Pemilik, Penguasa, dan Pengatur seluruh alam semesta, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Di sini juga terdapat bantahan terhadap orang-orang yang menyembah selain Allah, baik matahari, bulan, bintang, ataupun yang lainnya. Padahal segala sesuatu selain Allah adalah makhluk yang tidak boleh dan tidak layak untuk disembah. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]

DALIL TAWASUL


Dalil-dalil Tawwasul-Ziaroh kubur....

وروى القشيري عن معروف الكرخي أنه قال لتلاميذه : إذا كانت لكم إلى الله حاجة فاقسموا عليه بي فإني الواسطة بينكم وبينه وذلك بحكم الوراثة عن المصطفى صلى الله عليه وسلم

Imam Qusyairi meriwayatkan dari Ma'ruf Al-karkhi , bahwsanya beliau berkata kpd murid2 beliau:
jika kalian ada hajat kepada Allah, maka tawassullah kpd ku, sesungguhnya Aku akan memperantarai antara kalian dgn Allah dan cara itu lah yg telah di wariskan Nabi kita Al-mushhofa.

قال القضاعي : إن الاستغاثة بالنبي صلى الله عليه وسلم من موجبات تنزل الرحمات وسرعة قضاء الحوائج

Imam Qodha'i mengatakan . Sesungguhnya bertawassul dgn Nabi muhammad dari penyebab pastinya turun Rohmat dan mencepatkan dlm mendapatkan hajat.

وقال السيد محمد بن علوي المالكي : إن الاستغاثة بأكابر المقربين من أعظم مفاتيح الفرج ومن موجبات رضي رب العالمين

Sayyid Muhammad bin Alwy Al-maliki berkata. bahwsanya tawassul dgn para npNabi, Syuhada , wali2 yg dekat dgn Allah, dari sebagian besar pembuka kesusahan dan penyebab pasti datangnya ridlo Allah.

وقال أيضا : إن التوجه إليه صلى الله عليه
وسلم ونداءه بقوله : يا سيدنا محمد " والاستنجاد به ليس شركا ولا حراما ولا مكروها ولا خلاف الأولى بل ذلك أفضل في الأدب من الربوبية وأشد اجتلابا للرحمة واستنزالا للقبول وأقوى مظنة بالإجابة وأدنى للرشد وأبعد من الرد والحرمان

Dan Sayyid Muhammad mengatakan lagi. Sesungguhnya tawajjuh kpd Rasulullah dan memanggl beliau "ya sayyiduna muhammad" dan meminta tolong kpd beliau,itu bukan syirik,bkn haram,bkn makruh bkn jg khilaful aula (sahabat,tabi'in dan salaf2),tetapi itu bahkan paling afdhol adab kpd tuhan,dan paling kuat mendapat rahmat,dan plng cepat kabul,dan plng kuat sangkaan dgn dkabulkan,lbh dekat kpd dterima,dan jauh dari penolakan dan tegahan

وقال الكوثري : لا بد لأهل السلوك والرشاد
من التوسل والاستغاثة والاستمداد بأرواح الجلية والسادة الأمجاد، إذ هم المالك لأزمة الأمور في نيل ذلك المراد

Imam kautsari mengatakan: tdk boleh tdk untk orangyg suluk dan orang pintar agar bertawassul,minta tolong kpd arwah2 yg mulia,dan para imam2 yg mulia,krn mereka itu perantara bagi semua perkara2 penting,pd sampainya yg dkehendaki itu

وقال التقي الدين السبكي الشافعي الأشعري ومن تبعه من علماء أهل السنة ومنهم العلامة السمهودي والسيوطي والقسطلاني وابن حجر الهيتمي والزرقاني وابن جرجيس الحنفي العراقي والشيخ أحمد زيني دحلان والإمام يوسف النبهاني : واعلم أن الاستغاثة هي طلب الغوث ،فالمستغيث يطلب من المستغاث به أن يحصل له الغوث منه ، فلأ فرق بين أن يعبر بلفظ الاستغاثة أو التوسل أو التشفيع أو التوجه
لأنها من الجاه ومعناه علو القدر والمنزلة وقد يتوسل بصاحب الجاه إلى من هو أعلى منه

Imam subki ,imam samhudi,imam sayuti,imam qastalani,imam ibnu hajar,imam zarkani, dan yg sy tls diatas berpendapat bhw tdk ada perbedaan makna pd beberapa kalimat "tawassul,istigotsah,tawajjuh"

وقال قطب الإرشاد عبد الله بن علوي الحداد: الولي يكون اعتناؤه بقرابته واللائذين به بعد موته أكثر من اعتنائه بهم في حياته، لأنه في حياته مشغولا بالتكليف وبعد موته طرح عنه الأعباء وتجرد
Wali qutub habib abdullah alhaddad berkata: bermula wali itu,keadaan pertolonganx dgn orang2 terdekatnya stlh wafatnya,lbh kuat dari pertolonganx wkt hidupnya,krn wkt hidupnya keadaanx sibuk dgn taklif syariat agama,dan stlh wafat,maka hilanglah darinya taklif itu,

فهم أحياء في قبورهم وإذا كان الولي حيا في قبره فإنه لم يفقد شيئا من علمه وعقله وقواه الروحانية بل تزداد أرواحهم بعد الموت بصيرة وعلما وحياة روحانية وتوجها إلى الله، فإذا توجهت أرواحهم إلى الله تعالى في شيء قضاه سبحانه وتعالى وأجراه إكراما لهم
فأهل البرزخ من الأولياء في حضرة الله تعالى فمن توجه إليهم وتوسل بهم فإنهم يتوجهون إلى الله تعالى في حصول مطلوبه

Mereka hidup dalam kubur mereka,keadaan mereka hdp dalam kuburnya itu tdk mengurangi sdkt pun dari ilmunya,aqalnya,dan kekuatan rohnya,bahkan bertambah kuat penglihatan,ilmu,dan roh mereka,hal mereka slalu tawajjuh kpd Allah,jika mereka tawajjuh kpd Allah meminta sesuatu,maka lgsg Allah qabulkan,dan memberi mereka pahala,krn memuliakan mereka,
Para aulia di alam barzakh mereka berada di hadrat Allah,sangat dekat,maka brangsiapa tawassul kpd mereka ,maka mereka akan menyampaikan nya kpd Allah untk dterima permintaan nya,

وقال أبو المواهب : ومعلوم أن الأولياء أحياء في قبورهم إنما ينقلون من دار إلى دار
Abul mawahib mengatakan: sdh dketahui bhw para wali itu hidup dalam kubur mereka,hanya sanya mereka brpindah dari negri ke negri lain

وقال الفخر الرازي : إن تلك النفوس لما فارقت أبدانها فقد زال الغطاء والوطاء وانكشف لها عالم الغيب

Imam fakhrurrazi mengatakan: sesungguhnya itu roh2,manakala memisahi badan nya,maka hlng lah kesusahan dan terbukalah alam gaib untk nya.

Ini adalah contoh hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarkan oleh kaum Zionis Yahudi. Perkataan orang kafir ditimpakan kepada kaum muslim. Kaum Zionis Yahudi memotong firman Allah sehingga timbul kesalahpahaman yang akan menimbulkan perselisihan di antara kaum muslim.
BAROKAH...!!!

كان النبي صلى الله عليه وسلم يَدْخُلُ بَيْتَ أُمِّ سُلَيْمٍ فَيَنَامُ على فِرَاشِهَا وَلَيْسَتْ فيه قال فَجَاءَ ذَاتَ يَوْمٍ فَنَامَ على فِرَاشِهَا فَأُتِيَتْ فَقِيلَ لها هذا النبي صلى الله عليه وسلم نَامَ في بَيْتِكِ على فِرَاشِكِ قال فَجَاءَتْ وقد عَرِقَ وَاسْتَنْقَعَ عَرَقُهُ على قِطْعَةِ أَدِيمٍ على الْفِرَاشِ فَفَتَحَتْ عَتِيدَتَهَا فَجَعَلَتْ تُنَشِّفُ ذلك الْعَرَقَ فَتَعْصِرُهُ في قَوَارِيرِهَا فَفَزِعَ النبي صلى الله عليه وسلم فقال ما تَصْنَعِينَ يا أُمَّ سُلَيْمٍ فقالت يا رَسُولَ اللَّهِ نَرْجُو بَرَكَتَهُ لِصِبْيَانِنَا قال أَصَبْتِ ،رواه مسلم واحمد

Rasulullah SAW masuk rumah Ummi Sulaim dan tidur di ranjangnya sewaktu Ummi Sulaim tidak ada di rumah, lalu di hari yang lain Beliau datang lagi, lalu Ummi Sulaim di beri kabar bahwa Rasulullah tidur di rumahnya di ranjangnya. Maka datanglah Ummi Sulaim dan mendapati Nabi berkeringat hingga mengumpul di alas ranjang yang terbuat dari kulit, lalu Ummi Sulaim membuka kotaknya dan mengelap keringat Nabi lalu memerasnya dan memasukkan keringat beliau ke dalam botol, Nabi pun terbangun:
“Apa yang kau perbuat wahai Ummi Sulaim”, tanyanya.” “Ya Rasulullah, kami mengharapkan berkahnya untuk anak-anak kami,”
jawab Ummi Sulaim. Rasulullah berkata: “Engkau benar”
(H.R. Muslim dan Ahmad)

عن أَنَسٍ قال لقد رأيت رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَالْحَلَّاقُ يَحْلِقُهُ وَأَطَافَ بِهِ أَصْحَابُهُ فما يُرِيدُونَ أَنْ تَقَعَ شَعْرَةٌ إلا في يَدِ رَجُلٍ ، رواه مسلم وكذا رواه احمد والبيهقي في السنن الكبرى

Aku melihat tukang cukur sedang mencukur Rasulullah SAW dan para sahabat mengitarinya. Tidaklah mereka kehendaki satu helai pun dari rambut beliau terjatuh kecuali telah berada di tangan seseorang.”
(H.R Muslim, Ahmad dan Baihaqi)

أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي قُبَّةٍ حَمْرَاءَ مِنْ أَدَمٍ وَرَأَيْتُ بِلَالًا
أَخَذَ وَضُوءَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالنَّاسُ يَبْتَدِرُونَ الْوَضُوءَ فَمَنْ أَصَابَ مِنْهُ شَيْئًا تَمَسَّحَ بِهِ وَمَنْ لَمْ يُصِبْ مِنْهُ شَيْئًا أَخَذَ مِنْ بَلَلِ يَدِ صَاحِبِهِ ، رواه البخاري ومسلم واحمد

Aku mendatangi Rasulullah sewaktu beliau ada di kubah hamra’ dari Adam, aku juga melihat Bilal membawa air bekas wudhu’ Rasulullah dan orang-orang berebut mendapatkannya. Orang yang mendapatkannya air bekas wudhu’ itu mengusapkannya ke tubuhnya, sedangkan yang tidak mendapatkannya, mengambil dari tangan temannya yang basah”
(H.R. Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Hajjaj ibn Hassan berkata: “Kami berada di rumah Anas dan dia membawa cangkir Nabi SAW dari suatu kantong hitam. Dia (Anas) menyuruh agar cangkir itu diisi air dan kami minum air dari situ dan menuangkan sedikit ke atas kepala kami dan juga ke muka kami dan mengirimkan solawat kepada Nabi SAW.”
[Hadits riwayat Ahmad, dan Ibn Katsir].
‘Asim berkata: “Aku melihat cangkir itu dan aku minum pula darinya.”
[Hadits Riwayat Bukhari]

abir berkata: “Nabi SAW datang setelah ‘Abdullah bin Ubay dikuburkan dalam makamnya. Beliau SAW memerintahkan agar mayatnya diangkat lagi. Beliau SAW menaruh kedua tangannya pada kedua lutut ‘Abdullah, bernafas atasnya dan mencampurnya dengan air liurnya serta mengenakan pakaian beliau padanya.”
[Hadits riwayat Bukhari dan Muslim]

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Sahihnya Bab al-Libaas pernah bahwa Asma’ binti Abu Bakr pernah menunjukkan pada Abdullah, bekas budaknya jubah Rasulullah yang terbuat dari kain Persia dengan kain leher dari kain brokat, dan lengannya juga dibordir dengan kain brokat seraya berkata
“Ini adalah jubah Rasulullah SAW yang disimpan ‘Aisyah hingga wafatnya lalu aku menyimpannya. Nabi SAW dulu biasa memakainya, dan kami mencucinya untuk orang yang sakit hingga mereka dapat sembuh karenanya.”

Imam Nawawi mengomentari hadits ini dalam Syarah Sahih Muslim, karya beliau, juz 37 bab 2,

وفي هذا الحديث دليل على استحباب التبرك بآثار الصالحين وثيابهم

Hadits ini adalah bukti dianjurkannya mencari barokah lewat bekas dari orang-orang saleh dan pakaian mereka”

Kamis, 04 Juli 2013

PENGERTIAN AMANAH

Pengertian Amanah Dalam Islam

Amanah adalah segala sesuatu yang dibebankan Allah kepada manusia untuk dilaksanakan (Q.S. 32 : 72) yang tercakup di dalamnya khilafah ilahiyah (khalifat allah, ibad allah), khilafah takwiniah (al-taklif al-syar’iah) dalam kaitannya dengan hablun min allah dan hablun min al-nas.
Dalam ajaran Al-Qur’an manusia adalah makhluk yang memikul beban (mukallaf). Pembebanan (taklif) meliputi hak dan kewajiban. Setiap beban yang diterima manusia harus dilaksanakan sebagai amanah.
Amanah mempunyai akar kata yang sama dengan kata iman danaman, sehingga mu’min berarti yang beriman, yang mendatangkan keamanan, juga yang memberi dan menerima amanah. Orang yang beriman disebut juga al-mu’min, karena orang yang beriman menerima rasa aman, iman dan amanah. Bila orang tidak menjalankan amanah berarti tidak beriman dan tidak akan memberikan rasa aman baik untuk dirinya dan sesama masyarakat lingkungan sosialnya. Dalam sebuah hadis dinyatakan “Tidak ada iman bagi orang yang tidak berlaku amanah”.
Dalam kontek hablun min allah, amanah yang dibebankan Allah kepada manusia adalah Tauhid artinya pengakuan bahwa hanya Allah yang harus disembah, hanya Allah yang berhak mengatur kehidupan manusia dan hanya Allah yang harus menjadi akhir tujuan hidup manusia, sehingga pelanggaran terhadap tauhid adalah syirik dan orang musyrik adalah orang khianat kepada Allah. Termasuk dalam kontek ini pula adalah mengimani seluruh aspek yang termuat dalam rukun iman dan melaksanakan ubudiyah yang termaktub dalam rukun islam.
Manusia diperintah Allah untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya (Q.S. 4 : 58), hal ini berkaitan dengan tatanan berinteraksi sosial (muamalah) atau hablun min al-nas. Sifat dan sikap amanah harus menjadi kepribadian atau sikap mental setiap individu dalam komunitas masyarakat agar tercipta harmonisasi hubungan dalam setiap gerak langkah kehidupan. Dengan memiliki sikap mental yang amanah akan terjalin sikap saling percaya, positif thinking, jujur dan transparan dalam seluruh aktifitas kehidupan yang pada akhirnya akan terbentuk model masyarakat yang ideal yaitu masyarakat aman, damai dan sejahtera.
Pengertian Amanah
Amanah secara etimologis (pendekatan kebahasaan/lughawi) dari bahasa Arab dalam bentuk mashdar dari (amina- amanatanyang berarti jujur atau dapat dipercaya. Sedangkan dalam bahasa Indonesia amanah berarti pesan, perintah, keterangan atau wejangan 1.
Amanah menurut pengertian terminologi (istilah) terdapat beberapa pendapat, diantaranya menurut Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Amanah adalah sesuatu yang harus dipelihara dan dijaga agar sampai kepada yang berhak memilikinya.
Sedangkan menurut Ibn Al-Araby, amanah adalah segala sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya atau sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya untuk diambil manfaatnya3.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa amanah adalah  menyampaikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak mengambil sesuatu melebihi haknya dan tidak mengurangi hak orang lain, baik berupa harga maupun jasa.
Amanah merupakan hak bagi mukallaf yang berkaitan dengan hak orang lain untuk menunaikannya karena menyampaikan amanah kepada orang yang berhak memilikinya adalah suatu kewajiban.
Ahmad Musthafa Al-Maraghi membagi amanah kepada 3 macam, yaitu :
  1. Amanah manusia terhadap Tuhan, yaitu semua ketentuan Tuhan yang harus dipelihara berupa melaksankan semua perintah Tuhan dan meninggalkan semua laranganNya. Termasuk di dalamnya menggunakan semua potensi dan anggota tubuh untuk hal-hal yang bermanfaat serta mengakui bahwa semua itu berasal dari Tuhan. Sesungguhnya seluruh maksiat adalah perbuatan khianat kepada Allah Azza wa Jalla.
  2. Amanah manusia kepada orang lain, diantaranya mengembalikan titipan kepada yang mempunyainya, tidak menipu dan berlaku curang, menjaga rahasia dan semisalnya yang merupakan kewajiban terhadap keluarga, kerabat dan manusia secara keseluruhan. Termasuk pada jenis amanah ini adalah pemimpin berlaku adil terhadap masyarakatnya, ulama berlaku adil terhadap orang-orang awam dengan memberi petunjuk kepada mereka untuk memiliki i’tikad yang benar, memberi motivasi untuk beramal yang memberi manfaat kepada mereka di dunia dan akhirat, memberikan pendidikan yang baik, menyuruh berusaha yang halal serta memberikan nasihat-nasihat yang dapat memperkokoh keimanan agar terhindar dari segala kejelekan dan dosa serta mencintai kebenaran dan kebaikan. Amanah dalam katagori ini juga adalah seorang suami berlaku adil terhadap istrinya berupa salah satu pihak pasangan suami-istri tidak menyebarkan rahasia pasangannya, terutama rahasia yang bersifat khusus yaitu hubungan suami istri.
  3. Amanah manusia terhadap dirinya sendiri, yaitu berbuat sesuatu yang terbaik dan bermanfaat bagi dirinya baik dalam urusan agama maupun dunia, tidak pernah melakukan yang membahayakan dirinya di dunia dan akhirat.
Dengan memperhatikan pendapat Ahmad Musthafa Al-Maraghi tersebut, amanah melekat pada diri setiap manusia sebagai mukallaf dalam kapasitasnya sebagai hamba Allah, individu dan makhluk sosial.
Disamping 3 macam amanah tersebut di atas, terdapat satu macam amanah lagi yakni Amanah terhadap lingkungan. Amanah terhadap lingkungan hidup berupa memakmurkan dan melestarikan lingkungan (Q.S. 11 : 61), tidak berbuat kerusakan di muka bumi (Q.S.7 :85). Eksploitasi terhadap kekayaan alam secara berlebihan tanpa memperhatikan dampak negatifnya yang berakibat rusaknya ekosistem, ilegal loging, ilegal maning dan pemburuan binatang secara liar merupakan sikap tidak amanah terhadap lingkungan yang berakibat terjadinya berbagai bentuk bencana alam seperti gempa bumi, longsor dan banjir serta bencana lainnya yang mempunyai dampak rusak bahkan musnahnya tatanan sosial kehidupan manusia. 
Amanah dalam Muamalah
Muamalah adalah ajaran Islam yang menyangkut aturan-aturan dalam menata hubungan antar sesama manusia agar tercipta keadilan dan kedamaian dalam kebersamaan hidup manusia.
Aspek muamalah merupakan bagian prinsipal dalam Islam karena dengannyalah kehidupan bersama manusia ditata agar tidak terjadi persengketaan dalam kontak sosial antara satu pihak dengan pihak lainnya dalam masyarakat. Dengan demikian muamalah menjadi sangat penting. Dalam sebuah hadis dinyatakan “Agama itu adalah muamalah”.
Manusia menurut ajaran Islam adalah khalifah di muka bumi, bertugas menata kehidupan sebaik mungkin sehingga tercipta kedamaian dalam hidup di tengah manusia yang dinamis. Kehidupan damai tidak serta merta, akan tetapi diciptakan dan dirancang. Oleh karena itu perlu diciptakan perangkat-perangkat dan aparat-aparat untuk menciptakan perdamaian tersebut.
Amanah (trust) adalah modal utama untuk terciptanya kondisi damai dan stabilitas di tengah masyarakat, karena amanah sebagai landasan moral dan etika dalam bermuamalah dan berinteraksi sosial. Firman Allah dalam Q.S. 4 : 58 sebagai berikut :
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Dalam kitab-kitab sejarah perjuangan Rasulullah, amanah merupakan salah satu diantara beberapa sifat yang wajib dimiliki para Rasul. Mereka bersifat jujur dan dapat dipercaya, terutama dalam urusan yang berkaitan dengan tugas kerasulan, seperti menerima wahyu, memelihara keutuhannya dan menyampaikannya kepada manusia, tanpa penambahan, pengurangan atau penukaran sedikitpun. Mereka juga bersifat amanah dalam arti terpelihara dari hal-hal yang dilarang oleh Allah baik lahir maupun batin.
Menepati amanah  merupakan moral yang mulia, Allah swt. menggambarkannya sebagai orang mukmin yang beruntung (Q.S.23:8), sebaliknya Allah tidak suka orang-orang yang berkhianat dan tidak merestui tipu dayanya (Q.S.12:52), dan orang yang mengkhianati amanah termasuk salah satu sifat orang munafik (hifokrit).
Dalam fiqh Islam, amanah berarti kepercayaan yang diberikan kepada seseorang berkaitan dengan pemeliharaan harta benda, seperti al-wadi’ah dan ariyah.
Al-wadi’ah adalah harta benda yang dititipkan oleh seseorang kepada orang lain untuk dipelihara sebaik-baiknya. Sedangkan Ariyah adalah izin yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain untuk memanfaatkan harta benda yang dimilikinya dengan tidak meminta imbalan apapun .
Penerima barang titipan ini, baik dalam bentuk wadi’ah maupun ariyah diberi amanah oleh pemiliknya untuk merawat dan memelihara keutuhan dan keselamatan barang titipan itu dengan sebaik-baiknya.
Apabila sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya (Q.S.2 : 283).
Namun demikian jika barang yang diamanatkan itu rusak atau hilang, penerima amanah itu tidak berkewajiban untuk mengganti atau memperbaikinya, kecuali atas kelalaian penerima amanah tersebut.
Dalam hukum muamalah termasuk katagori amanah adalah wadi’ah, luqatah, rahn, ijarah dan ariyah 9.
Dalam melaksanakan amanah dari lima macam amanah tersebut di atas, terdapat perbedaan satu dengan yang lainnya, yaitu :
  1. Wadiah, barang titipan disampaikan kepada pemiliknya apabila pemiliknya meminta barang titipan tersebut.
  2. Luqathah, barang temuan (luqatah) diumumkan selama satu tahun di tempat yang sekiranya dapat diketahui oleh masyarakat umum dengan harapan orang yang memiliki barang yang ditemukan tersebut mengetahuinya. Apabila setelah diumumkan dalam jangka satu tahun tidak ada yang  memilikinya, maka barang tersebut boleh digunakan. Dan apabila setelah digunakan ternyata pemiliknya ada, maka harus membayar/mengganti dengan barang sejenisnya atau harganya.
  3. Rahn (gadai/jaminan), barang yang menjadi jaminan atas hutang diberikan kepada pemiliknya apabila pemilik barang (rahn) tersebut telah melunasi hutangnya.
  4. Ijarah dan ariyah, apabila telah selesai pekerjaan dan penggunaan barang, maka barang tersebut wajib dikembalikan kepada pemiliknya sebelum diminta oleh pemiliknya 10.
Dalam perdagangan dikenal istilah menjual dengan amanah, seperti menjual “murabahah” . Maksudnya penjual menjelaskan ciri-ciri, kwalitas dan harga barang dagangan kepada pembeli tanpa melebih-lebihkannnya.
Amanah merupakan unsur yang amat vital dan sangat urgen keberadaanya dalam kelangsungan roda perekonomian, karena bencana terbesar di dalam pasar dewasa ini adalah meluasnya tindakan manipulasi, dusta, batil, khianat, bahkan menzalimi orang dengan perdagangan yang dilakukan, misalnya berbohong dalam mempromosikan barang (taghrir), mudah bersumpah, menimbun stok barang demi keuntungan pribadi, mengadakan persekongkolan jahat untuk memperdaya konsumen (tamajil), menyembunyikan kerusakan barang (tadlis) dan sebagainya. Pada hakikatnya perdagangan yang demikian disibukkan oleh laba kecil dari pada laba besar, terpaku kepada keberuntungan yang fana dari pada keberuntungan yang kekal.
Inilah yang dikatakan oleh Nabi Muhammad saw. ketika beliau ke luar rumah dan melihat komunitas manusia sedang bertransaksi jual beli. Beliau berseru, wahai para pedagang! Pandangan para pedagang langsung terarah kepada beliau, Nabipun melanjutkan perkataannya, sesungguhnya para pedagang dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan durhaka, kecuali mereka yang bertaqwa kepada Allah, berbuat baik dan benar (HR. Tirmizi). Dalam hadis lain beliau bersabda : Sesungguhnya para pedagang adalah pendurhaka. Mereka berkata : Ya Rasulallah, bukankah jual beli dihalalkan? Nabi menjawab: Benar, tetapi mereka terlalu mudah bersumpah sehingga mereka berdosa dan terlalu banyak berbicara sehingga mereka mudah berbohong .(HR. Ahmad).
Amanah bertambah penting pada saat seseorang membentuk serikat dagang, melakukan bagi hasil (mudharabah) atau wakalah (menitipkan barang barang untuk menjalankan proyek yang disepakati bersama). Dalam hal ini, pihak yang lain percaya dan memegang janji demi kemaslahatan bersama, jika salah satu pihak menjalankannya hanya demi kemalahatan atau keuntungan pihaknya tanpa memikirkan kemaslahatan atau keuntungan pihak lain, maka ia telah berkhianat. Dalam sebuah hadis qudsi Allah berfirman : Aku adalah yang ketiga dari dua orang yang berserikat, selama salah satu dari keduanya tidak menghianati temannya, apabila salah satu dari keduanya berkhianat, Aku keluar dari mereka. (HR. Abu Dawud dan Hakim).
Amanah merupakan faktor utama terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa, sebab dengan sikap amanah semua komponen bangsa akan berlaku jujur, tanggung jawab dan disiplin dalam setiap aktifitas kehidupan. Mewabahnya korupsi, monopoli dan oligapoli dalam berbagai lapangan kerja dan sektor ekonomi baik ekonomi mikro maupun ekonomi makro, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta, hilangnya saling percaya, tumbuhnya saling mencurigai (negative thinking), menjamurnya mental hipokrit, apriori terhadap tugas dan kewajiban dan sifat-sifat tercela lainnya sebagai akibat dari hilangnya amanah.
 Penutup
Dari uraian di atas dapat diambil suatu intisari bahwa amanah adalah perintah Allah yang melekat pada diri manusia sebagai mukallaf yang wajib dilaksanakan dalam sendi-sendi kehidupan baik yang ada relevansinya sebagai hamba Allah (hak ilahi, hubungan vertikal), maupun sebagai makhluk sosial (hak adami, hubungan horizontal). Amanah merupakan salah satu sifat wajib bagi para rasul Allah dalam mengemban tugas sebagai penyampai risalah ilahiyah. Manusia sebagai pengikut para Rasul Allah tersebut wajib menjadikan Rasul Allah sebagai suri tauladan dalam setiap gerak langkah kehidupan termasuk di dalamnya memiliki sifat amanah.
Amanah merupakan landasan etika dan moral dalam bermuamalah termasuk di dalamnya pada saat menjalankan roda perekonomian dewasa ini. Dengan amanah akan tercipta kondisi masyarakat yang jujur, dapat dipercaya, transparan dan berlaku adil dalam setiap transaksi dan kerjasa sama, sehingga tercipta lingkungan kerja yang kondusip, membawa keberkahan kepada pihak-pihak yang terkait dan menimbulkan kemaslahatan bagi umat manusia secara keseluruhan. Kebalikan dari amanah adalah khianat, inilah sumber malapetaka yang signipikan dalam menyumbang kehancuran umat dewasa ini, mewabahnya manipulasi, persekongkolan tidak sehat, berlaku curang, dekadensi moral, berlaku zalim, monopoli kekayaan dan jenis-jenis maksiat lain. Karena sesungguhnya seluruh perbuatan maksiat adalah khianat.

Kamis, 30 Mei 2013

LIMA ALAM YANG DIALAMI MANUSIA

Dan manusia itu mengalami lima tahapan kehidupan:
Tahapan ketiadaan, kemudian tahapan di alam rahim, kemudian alam dunia, dan kemudian alam barzakh, dan kemudian alam akhirat.
1. Tahapan ketiadaan adalah sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah Tabaroka wata’ala,
هَلْ أَتَى عَلَى الإنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا
"Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?" (al Insan: 1)
Dan Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الأرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى الأرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah." (al Hajj: 5)
2. Adapun tahapan alam rahim, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلاثٍ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ
"Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?" (az Zumar: 6)
3. Adapun tahapan kehidupan dunia, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (an Nahl: 78)
Dan pada tahapan inilah yang menentukan bahagia dan celakanya dan merupakan negeri ujian dan cobaan sebagaimana firman Allah Tabaroka wat’ala,
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (al Mulk: 2)
4. Adapun tahapan alam barzakh, Allah Subhanahu wata’ala berfirman tentangnya,
لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
"Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan" (al Mukminun: 100)
5. Adapun tahapan kehidupan akhirat adalah tahapan tujuan dan ujung dari semuanya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman setelah menyebutkan tahapan-tahapan kehidupan manusia,
ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ
"Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat." (al Mukminun: 16)

Jumat, 03 Mei 2013

BIOGRAFI UJE


BIOGRAFI USTAD JEFRY, MANTAN PECANDU YANG TOBAT DAN KINI MENJADI USTAD YANG TERKENAL
Ustadz ganteng ini laris diminta berdakwah. Perjalanan hidup Jeffry Al Buchori sungguh dahsyat. Penuh gejolak dan tikungan tajam. Proses pergulatan yang luar biasa ia alami sampai ia menemukan kehidupan yang tenang dan menenteramkan. Simak kisahnya yang sangat memikat mulai nomor ini.
Sebetulnya aku tidak ingin bercerita banyak tentang masa laluku. Maklum, masa laluku sangat kelam. Namun, setelah kupikir, siapa tahu perjalanan hidupku ini bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Baiklah, aku bersedia membagi pengalaman hidupku pada para pembaca. Insya Allah, ada gunanya.
Aku lahir dengan nama Jeffry Al Buchori Modal pada 12 April 1973 di Jakarta. Waktu aku lahir, keluargaku memang sudah menetap di Jakarta. Aku lahir sebagai anak tengah, maksudku anak ke-3 dari lima bersaudara. Tiga saudara kandungku laki-laki, dan si bungsu adalah perempuan. Layaknya bersaudara, hubungan kami berlima cukup dekat. Sekadar bertengkar, sih, wajar saja. Apalagi, jarak usia kami tidak berjauhan.
Apih (panggilan Jefri untuk ayahnya, Red.), M. Ismail Modal, adalah pria bertubuh tinggi besar asli Ambon, sedangkan Umi, begitu aku biasa memanggil ibu, Tatu Mulyana asli Banten. Apih mendidik kami berlima dengan sangat keras. Tapi, kalau tidak begitu, aku tidak akan merasakan manfaat seperti sekarang. Kalau kami sampai lupa salat atau mengaji, wah, jangan ditanya hukuman yang akan diberikan Apih. Dalam hal agama, Apih dan Umi memang mendidik kami secara ketat.
Namun, sebetulnya Umi adalah seorang ibu yang amat sabar dan lembut dalam menghadapi anak-anaknya. Apih pun orang yang selalu bersikap obyektif. Dia akan membela keluarganya mati-matian bila memang keluarganya yang benar. Sebaliknya dia tidak segan-segan menyalahkan kami bila memang berbuat salah.
Berada di lingkungan keluarga yang taat agama membuatku menyukai pelajaran agama. Sewaktu kelas 5 SD, aku pernah ikut kejuaraan MTQ sampai tingkat provinsi. Selain agama, pelajaran yang juga kusukai adalah kesenian. Entah mengapa, aku suka sekali tampil di depan orang banyak. Oh ya, setelah kenaikan kelas, dari kelas 3 aku langsung melompat ke kelas 5. Jadilah aku sekelas dengan kakakku yang kedua.

Minggu, 28 April 2013

DO'A SHALAT HAJAT



لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ لاَ تَدَعْ لِى ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ حَاجَةً هِىَ لَكَ رِضًا إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ


ARTINYA:

PENGERTIAN NADZAR


Nadzar

Di dalam Islam, dikenal dengan konsep yang paling utama dalam beragama, yakni Tauhid. Ketentuan pokok di dalam Tauhid adalah segala bentuk ibadah mutlak ditujukan kepada Allah dan hanya kepada Allah saja, tidak ada selain Dia. Maka dari itu bisa dikatakan bahwa jika motivasi ibadah ditujukan untuk selain Allah seperti ingin mendapatkan pujian dan sanjungan, maka pelakunya sudah terjerumus dalam hal kesyirikan. 

Nadzar adalah ibadah

Salah satu bentuk ibadah yang harus ditujukan kepada Allah semata adalah Nadzar. Nadzar adalah suatu tindakan seseorang yang mewajibkan orang tersebut melakukan suatu ibadah kepada Allah, yang pada asalnya ibadah tersebut tidak wajib. Ada satu firman Allah Ta’ala, yang artinya:

Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.” QS. Al Insaan: 7

Di ayat ini Allah memuji hamba-hambaNya yang menunaikan nadzar dan hal ini dapat menjadi sebab masuk surga. Maka dapat disimpulkan bahwa nadzar adalah salah satu bentuk ibadah, dimana salah satu bentuk perbuatan yang dapat mengantarkan pelakunya ke surga adalah ibadah. Dalam surat Al Hajj ayat 29, Allah juga memerintahkan hambanya untuk menyempurnakan nadzar. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa orang yang melakukan nadzar untuk selain Allah, berarti dirinya telah mengalihkan ibadah kepada Allah sehingga termasuk dalam syirik.

Sabtu, 27 April 2013

DO'A QUNUT



للَّهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَ،

Kamis, 18 April 2013

DO'A SETELAH MEMBACA YASIN


اللَّهُمَّ إِنَّانَسْتَحْفِظُكَ وَنَسْتَوْدِعُكَ أَدْيَانَنَا وَأَنْفُسَنَاوَأَهْلَنَا وَأَوْلاَدَنَا وَأَمْوَالَنَا وَكُلَّ شَيْئٍ أَعْطَيْتَنَا. اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ فِي كَنَفِكَ

Rabu, 17 April 2013

DO'A SHOLAT TAHAJUD


اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ

Sabtu, 13 April 2013

DOA SHOLAT DHUHA



اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَائُكَ وَالْبهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ.
اَللهُمَّ اِنْ كاَنَ رِزْقِى فِى السَّمَاءِ فَاَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى الاَرْضِ فَاَخْرِ جْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا
فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَِّتكَ وَقُدْرَتكَ اتِنِى مَا اَتَيْتَ عِبَادِكَ الْصَّالِحِيْن.

Jumat, 12 April 2013

UCAPAN SELAMAT ULTAH ( INGGRIS )


Nothing is more valuable gifts on the day your birthday
In addition to the words "Happy Birthday"
Nothing could recite prayers
In addition to prayer hopefully long and happy

Hopefully more knowledgeable and intelligent mind,
I hope more clean liver and sage,
hopefully more nimble bodies
and skilled in doing good ....

Purify yourself with ablution ..
Clean it with a spirit of prayer ...
To purify the heart with sincerity ..
Purify age with your love ..
Met Milad
Happy Birthday .....

UCAPAN SELAMAT ULANG TAHUN


ليس هناك ما هو أكثر قيمة الهدايا في يوم عيد ميلادك
بالإضافة إلى عبارة "عيد ميلاد سعيد"
لا شيء يمكن أن يقرأ الصلوات
بالإضافة إلى صلاة نأمل طويلة وسعيدة

نأمل العقل أكثر دراية وذكاء،
وآمل أن أكثر الكبد نظيفة وحكيم،
الهيئات نأمل أكثر فطنة
والمهرة في فعل الخير ....

تنقية نفسك مع الوضوء ..
تنظيفه مع روح الصلاة ...
لتنقية القلب مع صدق ..
تنقية العمر مع حبك ..
التقى ميلاد
عيد ميلاد سعيد .....

Kamis, 11 April 2013

TUGAS GURU DALAM PEMBELAJARAN


Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Bab I pasal 1 menyebutkan: “ Guru adalah pendidik  professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.”
Berpijak pada pasal 1 PP RI Nomor 74 tersebut diatas dapat diuraiakan bahwa tugas guru adalah sebagai berikut :

Rabu, 10 April 2013

PIDATO BAHASA ARAB


السلام عليكم ورحمة الله تعالى
بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله الذي هدانالدينه الذي اكمله وارتضاه والصلاة والسلام على نبيه سيدنا محمد الذي اجتباه من خلقه واصطفاه اما بعد
حضرة المكرمين والمحترمين جميع العلماء نحترمهم ونعظمهم جميعا. جميع الأساتيذ والأساتذة الذين نطيعهم ونعظمهم اكمل تعظيم. حاضرين والحاضرات الذين نحترمهم جميعا وبركاته
فى كل يوم وليلة اخذتناغفلة من النوم لحبنا الدنيا. ونستغل بمايتعلق بشخنة

PIDATO BAHASA ARAB


اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ. اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ (أَمَّا بَعْدُ)
قَبْلَ كُلِّ شَيْئٍ هَيَّابِنَا نَشْكُرُ الله َتَعَالَى، اَلَّذِيْ قَدْ أَعْطَانَا نِعْمَةً كَثِيْرَةً حَتَّى نَسْتَطِيْعَ اَنْ نَجْتَمِعَ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ الْمُبَارَكَةِ. نُصَلِّى وَنُسَلِّمُ عَلَى حَبِيْبِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ، اَلَّذِيْ قَدْ أَخْرَجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ.

PIDATO BAHASA ARAB


                                                                              
"السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ"
اللهُ اَلَّذِي جَعَلَ النَّهَارَ مَعَاشًا لِلْبَشَرِ وَ اللَّيلَ رَاحَةً لِلْاَنَامِ . اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً الرَّسُولُ اللهِ اَمَّا بَعْدُ

PIDATO BAHASA ARAB


                                                                              
"السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ"
اللهُ اَلَّذِي جَعَلَ النَّهَارَ مَعَاشًا لِلْبَشَرِ وَ اللَّيلَ رَاحَةً لِلْاَنَامِ . اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً الرَّسُولُ اللهِ اَمَّا بَعْدُ